Pembaca, perkenalkan, namaku Halijah. Di lingkungan
tetangga, aku biasa dipanggil Ijah saja. Aku adalah perempuan yang biasa-biasa
saja, susuku tidak besar, pantatku lumayan montok meski tidak terlalu
membusung. Salah satu daya tarikku mungkin kulitku yang putih mulus. Itu kata
suamiku. Aku sering ngentot dengan suamiku. Suamiku paling senang menjilati
pepekku yang katanya selalu menggairahkan. Jembutku lebat dan hitam. Jarang aku
cukur karena suamiku suka dengan yang lebat dan hitam.
Suamiku kerja di kantor. Pergi pagi, pulang sekitar jam
sembilan malam. Meski kerja seharian, suamiku kuat dan selalu siap kalo aku
ajak ngentot. Bahkan sampe dua kali semalam.
Hari ini seperti biasa, aku mulai menjalankan bisnis online
ku. Suamiku sudah berangkat kerja tadi pagi. Aku memang membuka usaha online.
Aku menjual produk kecantikan.
Menjelang sore hari, aku bergegas mandi setelah
menyediakan makan malam di atas meja, yang pada saat ini harus kusiapkan
sendiri, sebab Mbok Minah, pembantu setiaku sedang pulang kampung, karena
mendadak ada keluarga dekatnya di kampung yang sakit berat.
Setelah selesai mandi, aku mengeringkan tubuhku dan dengan hanya membungkus tubuhku dengan handuk mandi, aku membuka pintu kamar mandi dan masuk ke dalam kamar tidur. Dengan masih dililit handuk, aku duduk di depan meja rias untuk mengeringkan tubuh dan bersisir rambut.
Tiba-tiba bel berbunyi. Oh iya, aku memang sedang
menunggu Tia, partner bisnisku selama dua tahun terakhir. Aku bergegas menuju
pintu. Aku gak peduli kalau aku masih pakai handuk. Toh yang datang adalah Tia,
pikirku.
Aku membuka pintu. Rupanya yang datang adalah Yosvi,
tetanggaku yang tinggal di komplek sebelah. Aku kenal Yosvi lantaran istrinya
sering memesan kosmetik kepadaku. Yosvi berdiri mematung di depan pintu. Aku
lihat tatapan matanya sesekali melirik pahaku yang terbuka cukup lebar lantaran
tak tertutup dengan sempurna oleh handukku. Mungkin sekitar satu kilan saja bagian handuk ini menutupi
pahaku. Sisanya, pahaku terbuka.
“Anu, Kak Ijah, saya mau… mau…”
“Mau ambil kosmetik pesenan Shinta ya?” tanyaku. Yosvi
mengangguk. Matanya kini tertuju ke dadaku yang juga tak tertutup dengan
sempurna.
“Masuk dulu deh. Sebentar ya, saya ganti baju dulu.”
Aku bergegas ke kamar. Maksudku aku mau cepet-cepet ganti
baju. Tapi aku kaget sebab Yosvi membuntutiku sampai ke kamar. Aku mulai
dihinggapi rasa takut.
Pada saat itu Yosvi berjalan mondar mandir di dalam ruangan kamar dan sekali-sekali matanya yang hitam kecoklatan melihat ke arahku yang sedang mematung memegang selembar daster yang belum sempat aku kenakan. Melihat Yosvi seperti itu, kupikir lebih baik menyuruhnya keluar. Aku berbalik menghadap cermin. Ternyata Yosvi malah menerkamku dari belakang. Tangannya menekan bagian punggungku, aku mencoba berbalik dan karena beratnya badan Yosvi. Aku terhuyung-huyung dan jatuh telentang di lantai yang dilapisi karpet tebal. Kedua kaki terpentang lebar, sehingga handuk yang tadinya menutupi bagian bawahku terbuka, yang mengakibatkan bagian bawahku terbuka polos di mana kemaluanku dan bagian pahaku yang putih mulus terpampang dan masih agak basah karena belum sempat kukeringkan dengan betul.
“Aduh Kak Ijah, lebatnya jembutmu. Aaaccccchhh… aku udah
ngaceng dari tadi Kak. Pepekmu aku jilatin ya Kak.” Yosvi dengan cepat berjalan
ke arahku yang sedang telentang di lantai dan sekarang berdiri diantara kedua
kakiku yang terbuka lebar itu. Dengan cepat kepalanya telah berada diantara
pangkal pahaku dan tiba-tiba terasa lidahnya yang lembut dan basah itu mulai
menjilati pahaku, hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli. Aku mencoba
menarik badanku ke atas untuk menghindari jilatan lidahnya pada pahaku, akan
tetapi terdengar suara desahan keluar dari mulutnya dan dengan masih terus
menjilati pahaku. Yosvi menunjukkan kuku-kukunya yang runcing dan mencengkram
betisku dengan kencang, yang membuatku sangat ketakutan sehingga badanku
terdiam dengan kaku. Kedua mataku melotot dengan ngeri melihat ke arah
tetanggaku tersebut yang kepalanya berada diantara kedua pahaku. Jilatannya
makin naik ke atas dan tiba-tiba badanku menjadi kejang ketika lidahnya yang
panas itu terasa menjilat belahan bibir kemaluanku dari bawah terus naik ke
atas dan akhirnya badanku terasa meriang ketika lidahnya yang besar basah dan
kenyal itu menyentuh klitorisku dan menggesek dengan suatu jilatan yang
panjang, yang membuatku terasa terbang melayang-layang bagaikan layang-layang
putus ditiup angin.
“Kak Ijahhhh.. owwwhhh… Kakak sungguh menggairahkan. Paha
Kakak mulus sekali. Maafin aku ya Kak, aku gak kuat nahan napsuku. Ini kontolku
udah sakit sekali. Shinta lagi datang bulan Kak. Sekali lagi maafin aku,” Yosvi
menjilati lagi pepekku dengan jilatan panjang dan lembut. Dia sama sekali tidak
terburu-buru. Ini yang membuat aku sesekali kehilangan kendali. Aku ingin
teriak, namun sungguh aku gak ingin kehilangan sensasi yang menyenangkan ini.
"Aduuhh!" tak terasa keluar keluhan panjang
dari mulutku. Badanku terus bergetar-getar seperti orang kena setrum dan mataku
terus melotot melihat ke arah lidah Yosvi yang bolak balik menyapu belahan
bibir pepekku dan dengan tak sadar kedua pahaku makin terbuka lebar, memberikan
peluang yang makin besar pada lidah Yosvi bermain-main pada belahan kemaluanku.
Dengan tak dapat kutahan lagi, cairan pelumas mulai membanjiri keluar dari
dalam kemaluanku dan bau serta rasa dari cairan ini makin membuat Yosvi makin
giat memainkan lidahnya terus menyapu dari bawah ke atas, mulai dari permukaan
lubang anusku naik terus menyapu belahan bibir kemaluanku sampai pada puncaknya
yaitu pada klitorisku.
“Kak Ijah sudah orgasme rupanya. Sabar ya Kak, aku masih
ingin menjilati pepek Kakak. Sebentar lagi aku akan ngontolin Kakak. Sabar dulu
ya,”
Ohh.. dengan cepat kemaluanku menjadi basah kuyup oleh
cairan nafsu yang keluar terus menerus dari dalam kemaluanku. Sejenak aku
seakan-akan lupa akan diriku, terbawa oleh nafsu birahi yang melandaku, akan
tetapi pada saat berikut aku sadar akan situasi yang menimpaku.
“Yos, aaaccchhh… kurang ajar kamu. Sudah. Hentikan. Akan
aku adukan perbuatanmu ini ke suamiku. Owwwhhh… mphhhhh… aaahh… acccchhhhh…” Aduuhh
benar-benar gila ini, aku terbuai oleh nafsu karena sentuhan lidah tetanggaku
yang kurang ajar ini. aahh.. tidak..
tidak bisa ini terjadi, tidak boleh diteruskan.
“Jangan munafik Kak. Kakak bahkan sudah orgasme sekali.
Itu artinya Kak Ijah menikmati semua ini kan?”
Dengan cepat aku menarik badanku dan mencoba bergulir
membalikkan badanku untuk bisa meloloskan diri dari Yosvi. Dengan membalikkan
badanku, sekarang aku merangkak dengan kedua tangan dan lututku dan rupanya ini
suatu gerakan yang salah yang berakibat sangat sangat fatal bagiku, karena
dengan tiba-tiba terasa sesuatu beban yang berat menimpa punggungku dan ketika
masih dalam keadaan merangkak itu aku menoleh kepalaku ke belakang, terlihat
Yosvi dengan kedua tangannya telah menekan punggungku dan kuku-kuku tangannya
itu nyangkut pada handuk yang melilit badanku, badannya yang berat itu menekan
badanku. Untung badanku dililit handuk tebal, kalau tidak pasti punggungku
luka-luka terkena cakaran kuku Yosvi yang tajam dan kuat itu.
Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat tidur untuk mencoba berdiri, akan tetapi tiba-tiba Yosvi menekan badannya yang beratnya hampir 70 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah berlutut, karena beratnya badan Yosvi, akhirnya aku tersungkur ke tempat tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh badanku tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan Yosvi menidih badanku. Kedua kaki Yosvi bertumpu di lantai diantara kedua pahaku yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup itu, maka handuk yang melilit dan menutupi badanku agak terangkat ke atas, sehingga bagian pantatku terbuka dengan lebar. Badan Yosvi terasa berat menidih badanku. Yosvi rupanya sengaja menggesek-gesekkan selangkangannya ke belahan pantatku yang terbuka dan sedikit mengangkang. Yosvi masih mengenakan celana basket yang aku yakin sekali kalau celana jenis ini sangat mudah untuk dibuka. Tinggal dipelorotin sedikit maka bagian bawah Yosvi akan telanjang. Acccchhhh… sialan. Selangkangan Yosvi keras juga. Terasa menggesek belahan pantatku dan itu… itu nikmat sekali.
Aku mencoba merangkak maju dan berpegang pada tepi tempat tidur untuk mencoba berdiri, akan tetapi tiba-tiba Yosvi menekan badannya yang beratnya hampir 70 Kg itu sehingga posisiku yang sudah setengah berlutut, karena beratnya badan Yosvi, akhirnya aku tersungkur ke tempat tidur dengan posisi berlutut di pinggir tempat tidur dan separuh badanku tertelungkup di atas tempat tidur, di mana badan Yosvi menidih badanku. Kedua kaki Yosvi bertumpu di lantai diantara kedua pahaku yang agak terkangkang dan karena posisi badanku yang tertelungkup itu, maka handuk yang melilit dan menutupi badanku agak terangkat ke atas, sehingga bagian pantatku terbuka dengan lebar. Badan Yosvi terasa berat menidih badanku. Yosvi rupanya sengaja menggesek-gesekkan selangkangannya ke belahan pantatku yang terbuka dan sedikit mengangkang. Yosvi masih mengenakan celana basket yang aku yakin sekali kalau celana jenis ini sangat mudah untuk dibuka. Tinggal dipelorotin sedikit maka bagian bawah Yosvi akan telanjang. Acccchhhh… sialan. Selangkangan Yosvi keras juga. Terasa menggesek belahan pantatku dan itu… itu nikmat sekali.
“Kak Ijaaaaaahhh… ooooohhh, baru begini saja udah enak
sekali rasanya. Aku gak sabar mau ngentotin Kakak dari belakang.”
Aduh gila ini, sekarang aku benar-benar terjebak dalam
posisi yang sulit. "Yos! Turun! Sialan kamu!" aku mencoba menghardik
Yosvi, kedua tanganku tidak dapat aku gerakkan karena terhimpit diantara badanku
dan badanku sendiri tertindih badan Yosvi dengan erat.
Tiba-tiba aku merasakan ada suatu benda kenyal, panjang, dan sedikit panas terhimpit pada belahan pantatku dan tiba-tiba aku menyadari akan bahaya yang akan menimpaku. Yosvi rupanya sudah membuka celana basketnya dan semakin terangsang dengan tergesek-geseknya batang kemaluannya pada belahan kenyal pantatku.
Tiba-tiba aku merasakan ada suatu benda kenyal, panjang, dan sedikit panas terhimpit pada belahan pantatku dan tiba-tiba aku menyadari akan bahaya yang akan menimpaku. Yosvi rupanya sudah membuka celana basketnya dan semakin terangsang dengan tergesek-geseknya batang kemaluannya pada belahan kenyal pantatku.
"Yos, stop! Plis, jangan perkosa aku. Aku mohon, Yos!"
dengan panik aku mencoba menyuruhnya turun dari punggungku, akan tetapi
seruanku itu tidak dipedulikan oleh Yosvi, malahan sekarang terasa gerakan-gerakan
mencucuk dari kontol Yos pada belahan pantatku. Mula-mula perlahan dan semakin
lama semakin gencar saja. Aku menoleh ke kanan, ke arah kaca besar lemari yang
persis berada di samping kanan tempat tidur, terlihat kontol Yosvi telah
mengacung dengan tegaknya. Kontol tersebut telah keluar dari pembungkusnya dan
terlihat seperti pentungan kecil yang perkasa, ujungnya berbentuk agak meruncing
sedang mencocol-cocol belahan pantatku. Rasanya goyangan Yosvi tersebut makin
cepat saja. Memang belum dia masukkan ke dalam pepekku. Dan harus aku akui
kalau sensasi yang ditimbulkan dari gerakan ini sungguh nikmat. Tapi tak mungkin
aku katakan ini kepada Yosvi.
Aku benar-benar menjadi panik, bagaimana tidak, aku dalam
posisi terjepit dan sedang akan disetubuhi oleh Yosvi, tetanggaku yang
kelihatan sedang kesetanan oleh nafsu birahinya. Tanpa kusadari sodokan-sodokan
kontol Yosvi semakin gencar saja, sehingga aku yang melihat gerakan pantat
tetanggaku tersebut melalui cermin, benar-benar terpesona karena gerakan
tekanan-tekanan ke depan pantatnya benar-benar sangat cepat dan gencar, terasa
sekarang serangan-serangan kontol tetanggaku tersebut mulai menimbulkan perasaan
geli pada belahan pantatku dan kadang-kadang ujung batang kemaluannya menyentuh
dengan cepat lubang anusku, menimbulkan perasaan geli yang amat sangat.
Yosvi mulai merenggangkan himpitannya pada tubuhku. Aku kini
bisa sedikit leluasa. Tanganku aku rentangkan di tempat tidur. Sementara
posisiku aku benarkan.tak enak sekali rasanya nungging sambil terjepit. Kini
aku nungging yang benar-benar nungging, seperti saat aku dikentot oleh suamiku.
Pahaku sedikit aku kangkangkan. Aku bukan ingin memberikan kesempatan pada
Yosvi supaya dia mudah ngentotin aku dari belakang, tapi tubuhku letih sekali.
Aku ingin meregangkan ototku sejenak.
Ketika aku berpaling lagi ke kaca, terlihat sekarang kontol
Yosvi yang mengacung dengan perkasa. Besar, berotot, dan panjang. Ukurannya
mungkin sekitar kurang lebih 20 cm dengan lingkaran kurang lebih 4 cm. Oh..
mungkin sebesar lingkaran tanganku, benar-benar sangat mengerikan melihat
batang kemaluan yang sangat besar itu mencuat dengan tegang di bawah perut
tetanggaku yang berbulu itu.
Tiba-tiba mataku terbelalak dan tubuhku menjadi kaku tegang ketika merasakan kepala batang kemaluan yang dahsyat menyentuh dengan tepat di belahan bibir kemaluanku, "Ooohh.. oohh.. kau akan memperkosaku Yos??! Kurang ajar kamu… awwww… occchhh…" keluhku terengah-engah. Aku semakin terengah-engah ketika merasakan kepala batang kemaluan Yosvi terasa terjepit diantara kedua bibir kemaluanku dan terasa mulai menekan untuk mencari jalan masuk ke dalam. Ooohh.. benar-benar Yosvi akan segera membuatku sebagai anjing betinanya. Yosvi, ketika merasakan batang kemaluannya dijepit sesuatu yang lembut tapi kenyal, segera bereaksi dengan cepat dan mulai memompa batang kemaluannya dengan asyik untuk segera menerobos masuk benda yang menjepit batang kemaluannya itu, sambil mendesah setiap kali aku mencoba bergerak menghindar.
Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, Yosvi mendorong pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga batang kemaluannya yang telah terjepit diantara bibir pepekku yang memang telah basah kuyup dan licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam ke dalam kemaluanku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar dari mulutku. "Aaduuhh!" sempat terlintas di dalam otakku, "Ooohh gila.. betapa besarnya!" kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tanganku mencengkeram dengan kuat pada kasur. Akan tetapi Yosvi, tanpa memberikan kesempatan padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang terjadi, dengan cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan gerakan-gerakan yang sedikit buas, tanpa mengenal kasihan pada aku yang baru pertama kali ini menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya dalam pepekku. Jujur, kontol suamiku tak sebesar kontol Yosvi.
Tiba-tiba mataku terbelalak dan tubuhku menjadi kaku tegang ketika merasakan kepala batang kemaluan yang dahsyat menyentuh dengan tepat di belahan bibir kemaluanku, "Ooohh.. oohh.. kau akan memperkosaku Yos??! Kurang ajar kamu… awwww… occchhh…" keluhku terengah-engah. Aku semakin terengah-engah ketika merasakan kepala batang kemaluan Yosvi terasa terjepit diantara kedua bibir kemaluanku dan terasa mulai menekan untuk mencari jalan masuk ke dalam. Ooohh.. benar-benar Yosvi akan segera membuatku sebagai anjing betinanya. Yosvi, ketika merasakan batang kemaluannya dijepit sesuatu yang lembut tapi kenyal, segera bereaksi dengan cepat dan mulai memompa batang kemaluannya dengan asyik untuk segera menerobos masuk benda yang menjepit batang kemaluannya itu, sambil mendesah setiap kali aku mencoba bergerak menghindar.
Akhirnya dengan suatu gerakan dan tekanan yang cepat, Yosvi mendorong pantatnya ke depan dengan kuat, sehingga batang kemaluannya yang telah terjepit diantara bibir pepekku yang memang telah basah kuyup dan licin itu, akhirnya terdorong masuk dengan kuat dan terbenam ke dalam kemaluanku, diikuti dengan jeritan panjang kepedihan yang keluar dari mulutku. "Aaduuhh!" sempat terlintas di dalam otakku, "Ooohh gila.. betapa besarnya!" kepalaku tertengadah ke atas dengan mata yang melotot serta mulut yang terbuka megap-megap kehabisan udara serta kedua tanganku mencengkeram dengan kuat pada kasur. Akan tetapi Yosvi, tanpa memberikan kesempatan padaku untuk berpikir dan menyadari keadaan yang sedang terjadi, dengan cepat mulai memompa batang kemaluannya dengan gerakan-gerakan yang sedikit buas, tanpa mengenal kasihan pada aku yang baru pertama kali ini menerima batang kemaluan yang sedemikian besarnya dalam pepekku. Jujur, kontol suamiku tak sebesar kontol Yosvi.
Batang kemaluannya dengan cepat keluar masuk
mengaduk-aduk lubang kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang
kemaluannya dibandingkan dengan daya tampung kemaluanku, setiap gerakan masuk
batang kemaluannya, terasa keseluruhan bibir kemaluan dan klitorisku tertekan
masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang batang
kemaluannya, sehingga menimbulkan perasaan geli dan nikmat yang tak terlukiskan
yang belum pernah kualami selama ini dan pada waktu batang kemaluannya ditarik
keluar, terasa seluruh bagian dalam kemaluanku seakan-akan tertarik keluar
menempel dan mengikuti batang kemaluannya, sehingga badanku bergerak terdorong
ke belakang, dimana sebelum aku sempat menyadarinya batang kemaluannya telah
mendorong maju lagi dan menerobos masuk dengan cepat ke dalam pepekku,
menimbulkan sensasi yang sukar dilukiskan dengan kata-kata, aku benar-benar
terbuai dan karena posisiku yang sedang bertumpu pada kasur tempat tidur, maka
kedua buah dadaku yang tergantung bergerak-gerak terayun-ayun ke depan ke
belakang mengikuti dorongan dan tarikan kontol Yosvi pada pepekku.
“Kak Ijjjjjaaahhhh.. ohhhh… ohhhh… pepekmu sungguh sempit
Kaaaaak… Nnnnnikmattthhhh… owwwhhh…”
Ooohh.. ini tak mungkin terjadi, pikirku setengah sadar. Aku
sedang disetubuhi oleh tetanggaku sendiri??? Sementara perkosaan liar ini terus
berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat, pikiran warasku
perlahan-lahan menghilang kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda tubuhku,
perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian
bawah badanku terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke
seluruh bagian badanku, membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis,
membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh kontol Yos yang
dahsyat mengaduk-aduk seluruh yang sensitif pada bagian dalam kemaluanku tanpa
ada yang tersisa, keseluruhan bagian yang bisa menimbulkan kenikmatan dari
dinding dalam kemaluanku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan
kepala dan batang kontol Yos yang benar-benar besar itu, rasanya paling kurang
dua kali besarnya dari batang kemaluannya suamiku dan cara gerakan ngentot bergerak memompakan batang kemaluannya keluar
masuk ke dalam kemaluanku, benar-benar sangat cepat, membuatku tak sempat
mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa geli-geli nikmat
yang menyelubungi seluruh perasaanku, membuat secara perlahan-lahan aku tidak
dapat mengendalikan diriku lagi.
“Yosss.. Yossssviii… auwww… ihhhh… gilaaaa… kau
memperkosaku… ihhh ihhhhh… hhmmmmmphhh…”
Aku mulai menyadari akan hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi seluruh sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat sodokan-sodokan kontol dalam pepekku dan membuatku sangat terkejut. Aaahh.. tidak! Setan sedang mencoba kesetiaanku saat ini! Ini sesuatu hal yang sangat tidak wajar! Ini benar-benar salah! Tapi ohh, apakah kenikmatan ini benar-benar salah? Aahh.. sshh aku seharusnya tidak menyerah pada cengkeraman tangan-tangan setan! Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang menggenjot masuk ke dalam kemaluanku, memaksa bibir kemaluanku membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang bisa ditolerir. Dan, demi Tuhan, ini nikmat sekali. Owwwh, aku menikmatinya.
Aku mulai menyadari akan hebatnya kenikmatan yang sedang menyelubungi seluruh sudut-sudut yang paling dalam di relung tubuhku akibat sodokan-sodokan kontol dalam pepekku dan membuatku sangat terkejut. Aaahh.. tidak! Setan sedang mencoba kesetiaanku saat ini! Ini sesuatu hal yang sangat tidak wajar! Ini benar-benar salah! Tapi ohh, apakah kenikmatan ini benar-benar salah? Aahh.. sshh aku seharusnya tidak menyerah pada cengkeraman tangan-tangan setan! Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang besar, benar-benar besar sedang menggenjot masuk ke dalam kemaluanku, memaksa bibir kemaluanku membuka sebesar-besarnya, rasanya sampai sebatas kemampuan yang bisa ditolerir. Dan, demi Tuhan, ini nikmat sekali. Owwwh, aku menikmatinya.
Aku menoleh ke arah cermin untuk melihat Yosvi yang
sedang ngentotin aku dengan gaya nungging seperti anjing. Aku muak. Tapi…
tapiii… aaduuhh.. gila.. ini benar-benar gila, keluhku. Terlihat bagian pangkal
batang kemaluan Yosvi yang membengkak, membentuk seperti tongkat dan sedang
keluar masuk, menekan pepekku dan secara perlahan-lahan memberikan kenikmatan
saat keluar masuk ke dalam lubang
kemaluanku.
"Ooohh.. aampun.. jangan Yos.. aku akan mati kalau
sampai suamiku tau. Cukup Yos… aaaacccchhhh….” Keluhku memelas tak berdaya
seakan-akan Yosvi akan mengerti, akan tetapi sia-sia saja, dengan mata melotot
aku melihat benda tersebut tetap menghilang dan muncul, keluar masuk di dalam
kemaluanku dan terasa seperti bagian bawahku akan terbelah dua, kepalaku
tertengadah ke atas dan mataku terbalik ke belakang sehingga bagian putihnya
saja yang kelihatan, dan sekujur badanku mengejang, kontol Yosvi terus menerobos dan menggenjot masuk ke dalam
lubang sorgaku, sampai akhirnya seluruh lubang kenikmatanku dipenuhi oleh
kepala, batang kemaluan dan bongkahan kontolnya itu. Oh.. benar-benar terasa
sesak dan penuh lubang kemaluanku oleh seluruh batang kontol Yosvi.
tiba-tiba Yos menghentikan goyangannya. Aku terengah-engah. Yos mencabut kontolnya dengan perlahan. Aku gusar. Aku menoleh ke belakang. “Kenapa Yos? Kamu sudah orgasme?” tanyaku. Ah, bodohnya aku. Aku seperti tak rela kenikmatan ini berakhir secepat ini. Yos menatapku dengan tatapan lembut. Aku menyukainya. Yos mengusap bongkahan pantatku. Tak lama dia menjilati pantatku yang putih mulus. Agak lama. Aku memejamkan mata, benar-benar menikmati sapuan lidahnya yang lembut itu.
“Kak, kita ngentot di ranjang yuk. Kasian kalo aku
ngentotin Kak Ijah dengan gaya nungging terus. Pasti Kak Ijah letih. Kakak mau
ngentot di ranjang dengan aku?”
Sialan. Pertanyaan macam apa itu? Dia pikir aku istrinya
apa? Laki-laki bodoh. Tapi… tapi aku justru beranjak dari posisi nunggingku.
Aku bangkit naik ke ranjang. Merebahkan tubuhku dengan perlahan juga. Agghh..
biarlah aku disebut apa saja, aku tidak peduli lagi, aku adalah seorang
perempuan jalang, seorang perempuan jalang yang keenakan diperkosa dan
disetubuhi oleh tetanggaku sendiri, laki-laki dengan alat kejantanannya yang dahsyat,
panjang, keras, dan besar. Aku memandang ke bawah antara kedua kakiku yang
terpentang dan terlihat bibir kemaluanku yang terpentang lebar. Bulu pepekku
sudah basah kuyup.
Yos membuka handukku dan aku diam saja. Aku kini bugil.
Telanjang. Sepenuhnya telanjang. Dan aku tidak marah. Aku memang jalang. Aku hanya
bisa mendesah kenikmatan saat lidah Yos menjilati pentil susuku yang sudah
mengacung dari tadi. Rasanya nikmat sekali. Aku memejamkan mata. Yos sungguh
pintar memainkan lidahnya. Shinta pasti puas sekali ngentot dengan laki-laki
seperti Yos.
“Sudah siap ngentot lagi Kak?”
Aku mengangguk dalam terpejam. Aku kian mengangkangkan
pahaku. Kurasakan kepala kontol Yos mulai menempel di belahan pepekku yang
sudah kuyup. Perlahan tapi pasti, batang kontol yang nikmat itu manerobos
dengan sempurna. Keluar masuk dengan lembut. Tak lagi tergesa-gesa. Aku
benar-benar kenikmatan. Aku mulai meracau. Kuremas susuku sendiri. Tubuhku
terguncang-guncang mengikuti irama gerakan perkosaan yang nikmat ini.
“Aku… awwwwwwwhhhhh… aku mau keluar Yosssssshhhhh…”
Yos terus ngentotin aku. Kini gerakannya kian cepat. Kian
cepat. Kian cepat. Aku akhirnya jebol. Aku melenguh panjang. Aku orgasme lagi.
Tak lama, Yos juga mengikutiku. Tubuhnya mengejang hebat. kontolnya menyodok-nyodok
dinding pepekku dengan kasar. Sedikit perih tapi nikmat.
Yos rebah di atas susuku. Napasnya terengah. Lidahnya
sempat menjilat puting susuku. Sedang kontolnya masih juga tertancap di dalam
pepekku. Kontol itu mengedut beberapa kali, memuntahkan sperma yang sangat
banyak.
“Kak Ijah marah sama aku?”
Air mataku seketika meleleh. Aku sudah menghianati
suamiku. Tapi, kontol ini sungguh nikmat. Akhirnya aku menggeleng juga. “Tidak.
Sekarang tidak lagi. Tadinya aku mau marah sama kamu. Aku muak sama kamu. Tapi
lama-lama kamu memperlakukan aku dengan lembut. Aku sungguh seperti tidak
sedang diperkosa. Aku menikmatinya Yos. Maaf, aku harus mengatakan ini. Aku
ingin kamu tersedia untukku saat aku ingin kontol yang besar. Seperti kontolmu
itu. Bisa?”
Yos mengulum puting susuku sambil mengangguk. Aku senang
dengan jawaban tak langsungnya itu. Di dalam hati, aku harus minta maaf dengan
suamiku dan Shinta, istri Yos.
Pembaca, ini belum tamat. Aku masih akan bercerita kisah
ngentotku dengan bebeapa laki-laki lagi. Kini, aku benar-benar ketagihan kontol
besar. Sekian dulu ya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar