Namaku
Linda. Seperti cerita seks pada umumnya, Linda adalah nama samaran. Kata
teman-teman, aku cantik. Meskipun tubuhku tidak terlalu bahenol. Payudaraku
juga tidak terlalu besar.
Baiklah.
Aku akan menceritakan sedikit kisah hidupku. Aku menikah dengan seorang perwira
angkatan laut pada tahun 2014 lalu. Kupikir, meski wajahnya tak terlalu tampan,
dia adalah seorang lelaki yang bertanggung jawab. Ternyata aku salah. Usianya
yang setahun lebih muda dariku membuatnya tak pernah bisa dewasa. Aku menyesal
sudah menikah dengannya. Sungguh.
Sebagai
seorang perempuan yang sudah menikah, tentu saja aku juga ingin merasakan
kehidupan seks yang layak. Tapi aku tak pernah mendapatkan itu dari suami.
Kadang karena masalah ini, aku sering uring-uringan.
Aku bekerja di sebuah bank swasta. Tugasku
sebagai teller. Kadang aku ditugaskan turun ke lapangan oleh pimpinan.
Tahun
2015, aku dipindahkan ke Makassar. Suamiku juga bertugas di kota yang sama. Di
Makassar, aku kenal dengan Manajer Marketing senior. Dia tampan. Namanya Ardiansyah.
Aku memanggilnya Mas Ardi. Mas Ardi baik. Tidak seperti suamiku. Mas Ardi
pengertian dan sayang kepadaku. Dia tau kalau aku sudah punya suami. Keadaan
seperti ini membuatku tak segan menceritakan kehidupan rumah tanggaku ke Mas
Ardi. Termasuk soal hubungan seks.
Mas
Ardi paham kalau aku sebenarnya ingin punya kehidupan seks yang layak. Semakin
hari hubunganku dengan Mas Ardi semakin intim. Kemana-mana selalu berdua. Bahkan
aku sudah pernah ciuman bibir dengan Mas Ardi. Kami selalu melakukannya di saat
yang pas. Entah itu saat ke toilet atau saat bank sudah sepi. Mas Ardi pintar
soal ciuman. Dalam sekali cium, aku bisa sangat bernapsu. Aku tak marah ketika
Mas Ardi juga meremas susuku yang tak terlalu besar ini. Aku malah suka. Sambil
ciuman, sambil susuku diremas. Oh, sungguh nikmat. Jujur, aku ketagihan dengan
hal ini.
Suatu
hari, aku menceritakan kalau aku ingin punya anak, tapi tak mau dari suamiku.
Aku katakan, aku ingin punya anak dari Mas Ardi. Dia kaget. Tapi responnya bagus.
Bulan
April. Aku ingat hari itu adalah hari rabu tanggal 20. Aku dan Mas Ardi sedang
ditugaskan memantau sebuah usaha kecil milik warga di desa HN. Tugas kami di
desa HN cuma memakan waktu sekitar 20 menit saja. Sedangkan kami diberi waktu
dua jam oleh pimpinan.
Perselingkuhan
yang menyenangkan dimulai.
Mas
Ardi mengajakku ke rumahku. Aku paham maksudnya apa. Tapi aku masih jaga
gengsi. Sampai di rumah, kami berciuman. Bibir kami saling memagut. Rasanya
nikmat sekali. Tangan Mas Ardi sudah menggerayangi susuku. Kancing bajuku juga
sudah dia buka. Aku tidak melarang sama sekali karena jujur, aku memang
menginginkannya. Begitu susuku sudah keluar dari bra, Mas Ardi menjilati susuku
dengan lembut. Putting susuku dia jilat dan dia hisap seperti bayi yang sedang
menyusu ke ibunya. Sensasinya luar biasa. Aku menggelinjang. Suamiku tak pernah
melakukan ini.
Susuku,
kanan dan kiri dijilati oleh Mas Ardi. Aku hanya bisa melenguh, mendesah
kenikmatan. Lalu Mas Ardi membopongku ke kamar. Sampai di kamar, Mas Ardi
menindihku dengan perlahan. Kami ciuman dengan sangat lembut. Susuku dia remas.
Tak lama, dia menjilati susuku seperti tadi. Aku merintih. Sungguh, ini nikmat
sekali.
“Sayang,
kamu yakin mau melakukannya sekarang?” tanya Mas Ardi. Aku menginginkannya tapi
aku malu. Aku harus berbasa-basi terlebih dahulu. Padahal, aku sudah sangat
ingin merasakan kontolnya.
Di
kamar, Mas Ardi membuka celana panjangku. Celana dalam segera menyusul. Dia
buka pelan-pelan. Sangat tidak terburu-buru. Aku suka diperlakukan seperti ini.
Lalu Mas Ardi membuka celananya sendiri. Tubuh bagian bawah kami sudah
telanjang. Mas Ardi segera menindihku. Bibirku dilumatnya lagi. Kubalas dengan
lumatan yang lebih kuat dari ciuman yang pertama tadi. Tiba-tiba kurasakan
pepekku disentuh dan dibelai oleh Mas Ardi. Rasanya geli. Basah. Nikmat. Dan
entah apa lagi.
Mas
Ardi turun ke dadaku. Susuku dia jilat lagi. Dia sedot. Seperti tadi, seperti bayi
yang sedang menyusu. Aku sudah tak tahan. Pepekku sudah gatal. Tapi aku juga
tak mau permainan ini cepat selesai.
“Sayang,
pepekmu aku oral ya.” Aku menolak. “Jangan, Mas. Aku malu. Pokoknya jangan.”
Pintaku. Mas Ardi tidak memaksa.
Mas
Ardi membuka pahaku. Dia rentangkan hingga bibir pepekku terbuka. Kontolnya
yang lebih besar dari kontol suamiku dia gesek-gesekkan ke belahan pepekku.
Uhhhh… rasanya nikmat luar biasa. Ada sensasi geli dan bikin merinding.
“Mas…
pelan-pelan. Kontol Mas besar.” Kataku lirih. Mas Ardi tersenyum menenangkan.
Aku suka dengan caranya menyetubuhiku ini. Lembut. Tidak kasar.
Perlahan
aku merasakan kontol yang besar dan berotot itu masuk ke dalam pepekku. Oh, itu
dia. Itu dia yang sangat aku harapkan sejak tadi. Kontol Mas Ardi sudah masuk ke dalam pepekku. Rasanya ngilu.
Tapi itu sebentar saja. Saat Mas Ardi sudah menggoyang dan memaju-mundurkan
kontolnya, rasa nikmat yang menjalar. Aku memejamkan mata. Menikmati semua yang
sedang terjadi.
Accchhhh…
mmmmphhhh… Mas… terussssshhhh… aku mulai meracau. Mas Ardi menghajar pepekku
dengan maksimal. Gerakan maju mundurnya begitu teratur. Nikmat. Aku coba
mengimbangi dengan menggoyangkan pinggulku. Luar biasa. Selama aku nikah,
inilah adegan ngentot yang paling nikmat yang pernah kurasakan.
Kontol
Mas Ardi masih terus keluar masuk di lubang pepekku. Aku memejamkan mata.
Rasanya sungguh nikmat. Kadang Mas Ardi melumat bibirku, kadang juga mengenyot
susuku. Diam-diam, aku sudah orgasme. Rasanya seperti melayang. Nikmat sekali.
“Sayang,
Mas mau keluar. Ohhh… ini dikeluarkan dimana?” tanya Mas Ardi sambil ngentotin
aku. Susuku dia remas-remas. Makin lama makin cepat. Sepertinya dia sudah mau
keluar.
“Di
dalam pepekku saja Mas. Ayo mas… accchhh…”
“Lindaaaa…
Mas keluarrrr… aaaccchhhhh…”
Pepekku
langsung banjir. Sperma Mas Ardi menyemprot beberapa kali. Aku menerimanya dengan ikhlas.
Selesai
ngentot, kami berpelukan. Aku menangis. Aku tak pernah melakukan penghianatan
apapun dalam hidupku. Tapi kali ini aku melakukan penghianatan terbesar. Aku
ngentot dengan laki-laki yang bukan suamiku. Tapi aku mencintainya.
“Pepekmu
masih sempit dan hangat, Linda. Makasih ya.” Mas Ardi melumat bibirku lagi.
“Kontol mas juga besar.” Balasku. Kami berciuman. Cukup lama. Mas Ardi
menindihku. Lidah kami saling memilin. Mata kami terpejam. Kurasakan ada yang
membesar persis di selangkanganku. Oh, kontol Mas Ardi bangun lagi.
“Mas
mau ngentot lagi?” Mas Ardi mengangguk, “Kalau Linda membolehkan.” Aku
tersenyum, “Tentu saja boleh. Kita masih punya banyak waktu kan?”
Mas
Ardi memintaku bangkit dari tidur. “Linda, kamu nungging dong. Mas pengen
ngentotin Linda dari belakang.”
Aku
menuruti kemauan Mas Ardi. Aku nungging. Pahaku aku renggangkan. Mas Ardi
mengusap-usap bongkahan pantatku. Lalu, aku merasakan ada benda basah yang
mengusap bibir pepekku dari belakang. “Occcchhhh… Mas, kamu ngapain? Kok
jilatin pepekku? Geli tau? Kan aku bilang jangan. Accchhh… aduhhh… geli Mas…
mmmmmppphhhh… ” aku mendesah sekali lagi. “Biar basah, sayang. Tahan ya,” lalu
Mas Ardi menempelkan kontolnya yang sudah membesar maksimal itu. Dengan sedikit
dorongan, kontol perkasa itu terbenam di pepekku. Mas Ardi ngentotin aku dari
belakang. Seperti anjing yang sedang kawin. Ohhh… nikmat. Kontol Mas Ardi
nikmat. Pantatku dia remas. Badanku terhuyung-huyung menerima sodokan demi
sodokan dari Mas Ardi. Suara pangkal paha Mas Ardi yang bertemu dengan pantatku
semakin membuat aku bernafsu. Plak…plak…plak… belum lagi suara kontol Mas Ardi
yang keluar masuk di pepekku. Cpok…cpok…cpok… slepppp…slepppp… aku mendesah.
“Linda,
mas keluar lagi. Ohhhh… occhhhh…”
Aku
juga sudah siap dengan orgasme keduaku. Dan… kami melakukannya sama-sama. Masih
dengan posisi nungging, Mas Ardi membenamkan kontolnya dalam-dalam ke pepekku.
Rasanya sungguh nikmat tiada tara. Tak pernah kudapatkan yang seperti ini dari
suamiku.
Gila.
Aku sudah dua kali ngentot dengan Mas Ardi dalam rentang waktu kurang dari dua
jam. Aku senang. Sperma Mas Ardi banyak. Kami saling cium terlebih dahulu
sebelum akhirnya saling merapikan baju. Aku berjanji akan memberikan tubuhku ke
Mas Ardi kalau dia minta lagi. Aku mencintainya.
SEKIAN.
Casino, Hotel & Travel - Mapyro
BalasHapusSee 56 photos and 5 나주 출장샵 tips from 8464 계룡 출장안마 visitors 문경 출장마사지 to Casino, Hotel & Travel. 김천 출장샵 "This is one of my all time favorite hotels 영주 출장샵 in town and we had a great time at Rating: 4.5 · 56 votes