Sabtu, 30 Juli 2016

Memperkosa Sukma Tiara




Kantorku berisi lima orang dalam satu ruangan. Tiga laki-laki, dua cewek. Yang cewek tuh namanya Yuyun Hazmithaningsih dan Sukma Tiara. Nah, yang mau aku ceritain di sini adalah Sukma Tiara ini.

Tiara, biasa dia dipanggil, sangat rapi dalam berbusana. Dia pake jilbab. Gak pernah sekalipun dia bertingkah yang aneh-aneh, apalagi sampe yang mengundang birahi.

Suatu hari, gak tau kenapa kok aku bener-bener kepengen ngentotin dia. Tiara berangkat ke kantor agak siang. Dia kehujanan rupanya. Rok yang dia pake agak basah, terutama bagian pantat. Nah, dari sini mulanya. Pas Tiara nungging ngambil berkas di laci meja, pantatnya tuh aduhai banget. Celana dalamnya tuh njeplak dan menggairahkan. Karena sedikit basah, jadinya bongkahan pantat Tiara pun agak membayang. Aku gak sengaja ngelihat pantat Tiara ini. Seketika aku terperangah. Aku liatin puas-puas pantat yang indah itu. Sialan. Kontolku mengeras. Aku gak kuat ngeliat Tiara nungging kayak gitu.

Pas Tiara ke WC, diam-diam aku ngikutin. WC agak jauh dari ruang kantor kami. Tiara masuk WC. Aku mengendap-endap. Gak lama, pintu WC kebuka. Aku cepet nyerobot masuk. Tentu aja Tiara kaget bukan kepalang.

Aku gak mau lama-lama lagi. Takut bikin curiga temen-temen. Pintu WC cepet aku tutup. Tiara aku pepet ke dinding. Mulutnya aku bekap dengan tangan kananku. Sedang tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya yang nungging tadi. Tiara berontak. Sehingga aku terus menggencet dia ke dinding.

“Tiara, plisss. Turuti kemauanku sekali ini saja. Aku gak bakal nyakitin kamu kalo kamu mau bersikap kooperatif. Aku pengen ngentotin kamu sekarang. Sebentar saja. Kamu ngangguk kalo kamu mau, dan aku gak bakal nyakitin kamu. Tapi kalo kamu teriak, aku gak segan-segan melukai kamu. Jadi…?”

Agak lama Tiara diam. Dia nangis. Bodo amat. Tanganku tetep meremas bongkahan pantatnya. Malahan pelan-pelan aku mulai angkat roknya. Kontolku yang udah ngaceng berat sekali-sekali aku tempelin ke belahan pantatnya yang masih terbungkus rapat itu. Rasanyaaaa… ahhhh, hangat.

“Gimana Tiara? Mau ngentot sama aku gak?”

Dalam tangisnya, Tiara ngangguk juga. Pelan-pelan bekapan tanganku di mulutnya aku lepasin. Tiara mulai sesenggukan. Saat aku udah yakin kalo Tiara gak bakal teriak atau memberontak lagi, aku mulai aksiku dengan cekatan. Aku angkat rok Tiara. Aku singkap tinggi-tinggi. Aku tunggingkan dia. Tangannya bertumpu di dinding.

Dan… benar saja. Aku sudah menduga kalau bongkahan pantat ini pasti mulus, putih, tanpa cela. Gilaaaa. Pantat Tiara membusung bulat dan kenyal. Aku usap-usap dengan penuh napsu. Pahanya, gak usah ditanya lagi. Pahanya bagus. Kenyal. Putih, padat berisi. Pinggulnya ramping meski Tiara udah punya anak satu. Tangis Tiara justru membuat aku kian ngaceng.

Perlahan aku mulai melorotin celana dalamnya. Anjiiiing. Belahan pantatnya men, ahhh… bener-bener menggoda, menggairahkan, kenyal, putih dan mulus. Aku jongkok persis di belakang Tiara yang nungging menggemaskan ini. Sambil aku remas pantat yang indah itu, belahannya aku buka, aku jilati lobang pepeknya yang sedikit ditumbuhi bulu halus. Tiara mengerang pelan. Tubuhnya seketika menggeliat saat lidahku menyapu belahan pantatnya dan sesekali mencocol lobang pepeknya dengan ujung lidahku. Rasanya nikmat sekali.  

Aku gak mau lama-lama. Takut ada yang curiga. Aku segera membuka celanaku sendiri. Kontolku aku keluarin dari celana dalam. “Tiara, tolong kamu emut sebentar kontolku ini. Biar licin saat ngentotin kamu nanti. biar kamu gak sakit.” Kataku. Tiara balik badan dan langsung jongkok di hadapan kontolku. Masih dengan sesenggukan, mulutnya terbuka dan mulai mengulum kontolku. Sesekali lidahnya yang panas mengelitik ujung kontolku. Buah pelirku juga gak luput dari sapuan lidah Tiara. Ohhhhh, nikmat sekali rasanya. Rupanya Tiara sudah mahir juga nyepongin kontol. Aku yakin, suaminya lah yang ngajarin dia nyepong sampe-sampe dia jago gini. Dan demi setan yang sedang merasuk di otakku, aku gak pengen cepet-cepet menyudahi sesi ngemut kontol ini. Tapi mau gimana lagi. Kondisi lagi gak memungkinkan.

“Accchhh… uddd… uddddaaaahhh Tiara. Sekaranghhh kamu nungging yahhh.” Aku mulai ngos-ngosan. Tiara tanpa banyak bicara, langsung nungging kayak tadi. Tangannya bertumpu ke dinding. Aku langsung mengarahkan kepala kontolku ke lobang pepek Tiara yang udah merekah. Pepek Tiara udah agak basah. Astaga, jangan-jangan Tiara juga terangsang saat ngemut kontolku tadi??? Ah, terserah. Aku mulai menekan kontolku. Gak susah masuk ke pepek yang memang udah basah. Kontolku keluar masuk dengan leluasa. Aku mendesah. Tiara juga. Tanganku mencengkeram pinggul Tiara. Sedang pinggulku sendiri bergoyang maju-mundur dengan teratur. Aku mendengar desah yang tertahan dari mulut Tiara saat kontolku aku hujamkan sedikit kuat ke lobang pepeknya. Pantat Tiara yang kenyal itu memantul-mantul dengan indah saat bertemu dengan pangkal pahaku.

Kontolku berkedut. Seperti ada yang mau keluar. Aku mempercepat goyanganku. Tiara seperti terbanting-banting. “Tiaraaaaa… aaaahhh… aaaahhhhh… aku mau keluarrrrr… ini dikeluarin di manaaaaa???” bisikku pada Tiara.

“Hmmmmmmphhh… tumpahin di dalam aja, Pak. Tiara udah KB. Hmmmphhh… accchhhhh…”

Pinggul Tiara aku remas kuat-kuat. Kontolku aku benamkan dalam-dalam. Aku muncrat di dalam pepek Tiara. Banyak sekali spermaku yang tumpah. Malah ada yang sampe netes ke lantai.

Tiara aku peluk dari belakang. Aku cium leher belakangnya. “Tiara, maafkan aku.” Kataku tulus. Aku udah memperkosa Sukma Tiara. Aku udah ngontolin Tiara. Aku udah ngentotin dia kayak gini. Semoga setelah ini Tiara gak marah sama aku.

Tiara hanya ngangguk. Gak ngomong apa-apa dia.

Gak lama, kami saling memakai pakaian masing-masing yang berantakan ini.

Inilah ceritaku Memperkosa Sukma Tiara. Semoga kejadian ini gak terjadi ke pembaca sekalian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar