Jumat, 14 Oktober 2016

Ngentot dengan Andre >>seusai jam mengajar


Seusai jam mengajar, aku memutuskan untuk langsung pulang. Andre mengantarku pulang seperti biasa. Tapi Andre tidak langsung mengantarku pulang. Aku dibawanya dulu singgah ke rumahnya. Rumahnya sepi. Oh, aku langsung paham dengan maksud Andre mengajakku singgah ke rumahnya siang ini. Pasti Andre ngajak ngentot lagi. Aku sih suka-suka saja. Ngentot dengan Andre itu, berapa kalipun, akan tetap kulakukan selama keadaan aman dan mendukung.

“Linda, ke kamarku yuk, ada yang mau aku tunjukin ke kamu.” Andre menarik tanganku. Sampai di kamarnya, Andre langsung melepas celana panjangnya tanpa canggung seperti saat ngentot di lorong WC sekolah tadi. Celana dalamnya pun dia buka sekalian. Seketika, batang kontolnya langsung mencuat, ngaceng sengaceng-ngacengnya. “Kamu tau sejak kapan kontolku ini ngaceng?” Andre bertanya sambil meremas susuku dengan lembut. Lidahnya menyapu leherku dengan lembut juga.
“Memangnya sejak kapanhhhhhhhccchhh….” Tanyaku sambil mendesah.
“Sejak kamu naik di motor tadi, sejak susumu ini nempel di punggungku. Acchhhh… nikmat sekali Linda, iya terussss,, diremas terus kayak gitu. Ohh… nikmat sekali rasanya…”

Aku memang sedang mengusap-usap dan meremas batang kontol Andre. Dia langsung belingsatan. Mulutnya meracau. Lidahnya terus saja menjilati leherku, membuat aku jadi merinding gak kuat nahan gelora napsu yang kian memuncak.

Kami ngentot lagi. Andre tambah ganas saja. Tapi aku suka. Andre mengeksplor pepekku habis-habisan.

Kami berbaring dengan Andre masih memeluk tubuhku dari belakang. Batang kemaluan Andre yang sudah terkulai menempel di belahan pantatku. Kurasakan ada semacam cairan pekat yang menempel ke pantatku dari batang kemaluan Andre. Aku tak tahu dengan kain apa Andre menyeka lubang kemaluanku untuk membersihkan cairan sperma yang menetes dari labila mayoraku. Aku terlalu lemas untuk memperhatikan. Akhirnya aku tertidur kelelahan setelah 'digempur' habis-habisan oleh Andre.

Aku tidak tahu berapa lama aku telah tertidur di kasur Andre. Aku tersadar saat ada sesuatu benda lunak yang memukul-mukul bibirku. Saat kulirik aku terkejut ternyata benda yang memukul-mukul bibirku tadi adalah batang kontol Andre yang sudah setengah ereksi. Ternyata ia sedang berjongkok dengan mengangkangiku dan tangannya memegangi batang kemaluannya sambil dipukul-pukulkannya pelan-pelan ke bibirku. Begitu melihat aku terbangun, dengan serta merta Andre memegang bagian belakang kepalaku dan menyodorkan batang kemaluannya ke mulutku. Aku menjadi gelagapan karena bangun-bangun sudah disodori kontol. Gila. Andre hot banget. Dia perkasa sekali.

Kurasakan ada sedikit rasa asin-asin yang agak aneh saat bibirku mulai mengulum batang kemaluan Andre yang disodorkan padaku. Sedikit demi sedikit batang kemaluan itu semakin mengeras dalam kulumanku.

Beberapa saat kemudian Andre membalikkan posisinya. Batang kemaluannya masih kukulum dengan liar kemudian ia menundukkan tubuhnya dan wajahnya kini menghadap selangkanganku. Dipentangkannya kedua pahaku kemudian lidahnya mulai bekerja menjilat dan melumat gundukan kemaluanku. Aku semakin gelagapan karena merasa kegelian di selangkanganku sementara mulutku tersumpal batang kemaluan Andre.

Aku ikut menyedot batang kemaluannya saat Andre menyedot kemaluanku. Kami saling menjilat dan menyedot kemaluan kami masing-masing dengan posisi wajah Andre menyeruak ke selangkanganku dan wajahku dikangkangi Andre.

Aku semakin menggelinjang liar saat lidah Andre mengais-ngais lubang anusku dengan menekuk kedua pahaku ke atas. Aku sangat terangsang dengan perlakuannya itu. Apalagi saat lidahnya dimasukkan dalam-dalam ke lubang vaginaku. Aku tak mampu menjerit karena mulutku tersumpal batang kemaluannya.

Tubuhku bergetar hebat menahan kenikmatan yang menyergapku. Andre dengan ganas menjilat-jilat tonjolan kecil di lubang kemaluanku dengan kedua tangannya membuka lebar-lebar labila mayoraku ke arah berlawanan. Aku tak mampu bertahan lama atas perlakuannya itu. Tubuhku mengejan dan berkelejat seperti cacing kepanasan. Lalu tubuhku tersentak selama beberapa saat dan akhirnya terdiam. Aku mengalami orgasme lagi dengan cepatnya.

Andre masih membiarkan batang kemaluannya menyumpal mulutku sambil sesekali lidahnya menyapu-nyapu dinding vulvaku. Setelah aku mulai dapat mengatur napasku, Andre menggulingkan tubuhnya ke samping dan menarik tubuhku agar naik ke perutnya. Ia bergeser ke arah dekat dinding dan menumpuk beberapa bantal di belakang punggungnya hingga posisinya kini setengah duduk. Tubuhku ditariknya hingga menduduki perutnya lalu diangkatnya pantatku dan dicucukannya batang kemaluannya ke lubang kemaluanku.

Dengan pelan aku menurunkan pantatku hingga batang kemaluan Andre secara perlahan melesak ke dalam jepitan liang kemaluanku. Aku menahan napas menikmati gesekan batang kemaluannya di dinding lubang kemaluanku. Setelah beberapa kocokan yang kulakukan akhirnya amblaslah seluruh batang kontol Andre ke dalam lubang kemaluanku.

Kini aku duduk di atas perut Andre yang setengah duduk dengan punggung diganjal bantal. Dengan tangan bertumpu dinding tembok aku mulai bergerak menaik-turunkan pantatku secara perlahan. Sementara itu tangan Andre mencengkeram pantatku membantu menggerakkan pantatku naik turun, mulutnya sibuk menetek payudaraku.

Posisi di atas merupakan salah satu posisi favoritku. Karena dengan posisi ini aku dapat mengontrol sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifku dengan batang kemaluan laki-laki yang menancap di lubang kemaluanku.

"Akhh.. Shh.. Terushh.. Reeee, acccchhhhhh" aku mendesis-desis saat Andre ikut mengimbangi goyanganku sambil kedua tangannya menekan kedua payudaraku hingga kedua putingku masuk ke dalam mulut Andre. Kedua putingku dijilat-jilat dan disedot secara bersamaan hingga membuat nafsuku meningkat secara cepat. Aku semakin liar menggerakkan pantatku di pangkuan Andre. Tubuhku kembali mengejat-ngejat dan seperti terhantam aliran listrik.

"Terusshh.. Terusshh.. Ouchh.." aku semakin liar mendesis saat kurasakan sesuatu meledak-ledak. Tubuhku terasa terhempas ke tempat kosong lalu akhirnya aku ambruk di dada Andre.

Andre lalu bangkit dan berganti menindihku dengan tanpa melepaskan batang kemaluannya dari jepitan lubang kemaluanku. Bantal yang tadi mengganjal punggungku ditaruhnya untuk mengganjal pantatku hingga gundukan kemaluanku semakin membukit. Aku yang sudah lemas kembali dijadikan bulan-bulanan genjotan batang kemaluannya. Bibirnya tak henti-hentinya melumat bibirku dan pantatnya dengan mantap memompa batang kemaluannya menusuk-nusuk lubang kemaluanku. Kedua tangan Andre mengganjal bongkahan pantatku hingga tusukannya kurasakan sangat dalam menumbuk perutku.

"Ughh.. Ughh.. Putarrhh.. Lindaaaa... Putarrhh ugghh.." kudengar Andre mendengus memintaku memutar pantatku. Aku menuruti permintaannya memutar pantatku dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada.

"Terushh.. Terushh ter.. Oughh!!" Akhirnya dengan diiringi dengusan panjang tubuh Andre berkelojotan. Tubuhnya tersentak-sentak dan hunjaman batang kemaluannya serasa menghantam sangat dalam karena didorong sekuat tenaga olehnya. Batang kemaluannya berdenyut-denyut dalam jepitan liang kemaluanku dan crott.. Crott.. Crott batang kemaluannya menyemburkan cairan kenikmatan ke dalam liang kemaluanku. Aku merasa ada desiran hangat menyembur beberapa kali dalam lubang kemaluanku. Nikmat sekali rasanya.

Tubuh Andre masih berkelojotan untuk beberapa saat lalu akhirnya terdiam.

"Oughh.. kamu  hebatthh…" bisiknya di telingaku dengan napas yang masih ngos-ngosan. Tubuh kekarnya ambruk menindih tubuh telanjangku. Batang kemaluannya dibiarkannya tertancap erat dalam jepitan liang kemaluanku. Kami berdua sama-sama diam menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami raih.

Hari sudah menjelang sore saat aku bangun dari kasur Andre. Aku kaget saat mau kupakai celana dalamku ternyata sudah basah oleh lendir yang masih menempel. Rupanya tadi Andre menyeka lubang vaginaku dengan celana dalamku! Sialan juga terpaksa aku tidak memakai celana dalam.

Dengan memakai rok dan baju atasanku aku keluar ke kamar mandi dan cebok membersihkan lubang kemaluanku dari sisa-sisa lendir sehabis ngentot tadi. Aku baru saja mau berdiri dan memasang rok saat tiba-tiba Andre yang hanya dililit handuk ikut masuk ke kamar mandi. Belum selesai membenahi rok lagi-lagi Andre merangsekku di kamar mandinya yang terbuka.

Diturunkannya lagi rokku hingga sebatas lutut lalu didekapnya aku dari belakang. Bibirnya dengan ganas dan rakus menjilat dan mencumbu daerah belakang telingaku hingga gairahku mulai terbangkit lagi.

Melihat aku sudah dalam genggamannya dilepasnya lilitan handuknya hingga ia telanjang bulat. Batang kemaluannya yang sudah setengah keras menempel ketat di belahan pantatku. Aku sengaja menekan pantatku mundur hingga menggencet batang kemaluannya semakin terbanam di antara kedua belah buah pantatku. Kugeser-geser pantatku dengan lembut hingga lama-kelamaan batang itu mulai mengeras lagi.

Setelah keras dicucukannya batang kemaluannya ke celah-celah sempit di gundukan bukit kemaluanku lalu digosok-gosokannya ujungnya ke alur sempit itu yang sudah mulai basah.

Sekali lagi kami ngentot dengan hanya menurunkan rokku sebatas lutut dan Andre menggenjotku lagi dengan posisi berdiri. Aku harus bertumpu pada bak mandi yang terbuat dari gentong tanah sambil setengah nungging sementara Andre menggenjot dari belakang. Gila. Pak guru satu ini memang gila! Bagaimana tidak… Ia punya dua 'spidol', yang satu dapat dipake untuk nulis sedangkan yang satunya dapat membuat orang merem-melek keenakan!

Sekali lagi. Kontol Andre memang juara!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar