Hai,
kita ketemu lagi dalam kisah-kisahku yang sangat unik dan menyenangkan ini.
Masih ingat kisahku saat aku ngentot buat pertama kalinya dengan Andre tempo
hari? Okelah, mungkin beberapa yang sudah baca tulisanku yang dulu itu masih
pada ingat. Nah, kali ini aku mau cerita lagi soal aku yang dikentot lagi sama
Andre di beberapa tempat.
Suatu
hari, saat kami di kantor, kulihat Andre sangat gelisah. Tatapannya terus
menerus tertuju ke susuku yang besar ini. Sesekali juga tatapannya tertuju ke
selangkanganku yang sesekali juga aku buka. Aku memang mengenakan rok selutut.
Jadi kalau aku mengangkang saja sedikit, pahaku yang memang mulus akan leluasa
dilihat oleh orang yang beruntung. Dan untuk Andre, aku selalu membuatnya
beruntung. Aku senang memberikan pahaku untuk dilihat oleh Andre. Bukan cuma
itu, mungkin Andre juga bisa melihat celana dalamku jika aku membuka
selangkangan sedikit lebih lebar. Dia pasti bisa melihat gundukan pepekku yang
terbalut oleh celana dalam tipis.
Tiba-tiba
Andre beranjak dari duduknya dan menghampiriku. Dia membisikkan sesuatu. “Nanti
kalo sudah di kelas, kita keluar sebentar ya sayang, aku udah gak kuat nih.”
Aku mengangguk.
Benar
saja. Ketika kami sudah masuk kelas dan menyampaikan beberapa materi, lima
belas menit kemudian HP ku berbunyi. Aku mengatakan kepada siswa bahwa aku akan
mengangkat telpon sebentar karena ini penting. Siswaku tidak mempermasalahkan
hal ini.
Aku
langsung menuju WC. Di belakang WC ada lorong kecil. Biasanya dipakai oleh
petugas kebersihan sekolah untuk merokok. Disini sudah ada Andre. Begitu
melihatku, dia langsung menciumi leherku dengan ganas. Aku kewalahan. Bibirku
dilumatnya dengan rakus. Susuku diremasnya juga. Desahaanku tertahan sebab
bibirku masih dalam lumatan bibir Andre.
“Linda,
angkat dong rokmu sayang, acchhh, aku udah gak kuat nih.” Aku maklum. Kami gak
bisa lama-lama sebab ini di belakang WC kantor. Kuangkat rok pendekku
tinggi-tinggi. Andre sendiri langsung melepas sabuk dan membuka celana
panjangnya. Kontolnya sudah menjulur keluar. Besar dan berotot. Aku ngiler
sendiri. Aku pengen mengulumnya, pengen menjilati kepala kontol itu, pengen
menjilati bijinya yang menggantung itu. Ohhhh… tapi sepertinya tak mungkin.
Andre langsung mengarahkan kontolnya ke pepekku. Kami ngentot berdiri dan saling
berhadapan. Andre menggoyangku sambil meremas-remas buah pantatku. Kami ngentot
dalam posisi seperti ini kira-kira empat menit. Rasanya sedikit tidak enak
sebab rok pendekku sangat mengganggu. Aku tidak bisa mengangkang dan memberikan
jalan yang leluasa untuk kontol Andre. Tapi bagaimanapun juga, aku tetap
mendesah kenikmatan. “Andreeee, accchhh achhh achhhhh, mphhh,,,” begitu
cerocosku setiap kontol Andre menancap ke dalam pepekku.
Entah
karena kurang leluasa atau kurang nyaman, tiba-tiba Andre mencabut batang
kemaluannya yang terjepit liang kemaluanku. Ia membalikkan tubuhku menghadap
dinding dan ia sekarang berdiri di belakangku. Tubuhku sedikit ditunggingkan
dengan kedua tangan menopang tembok. Dipentangkannya kedua kakiku lebar-lebar,
lalu ditusukkannya kontolnya ke lubang pepekku dari belakang. Kali ini
gerakanku dan gerakannya agak lebih leluasa.
Kedua tangan Andre meremas dan memegang erat pantatku sambil mengayunkan pantatnya maju mundur. Kontolnya semakin lancar keluar masuk liang kemaluanku yang sudah sangat licin.
"Ughh.. Ughh.." kudengar Andre mendengus-dengus seperti kereta sedang menanjak. Aku pun mengimbangi gerakan ayunan pantat Andre dengan sedikit memutar pantatku dengan gaya ngebor.
Napas Andre semakin menderu saat kulakukan gaya ngeborku. Batang kemaluannya seperti kupilin dalam jepitan liang kemaluanku. Nafsuku yang sudah terbangkit semakin mengelora. Desakan-desakan kuat di dalam tubuh bagian bawahku semakin menekan. Kugoyang pantatku semakin liar menyongsong sodokan batang kemaluan Andre.
"Teruss.. Linda... Terusshh. Goyang terus sayang, nah iya, gitu, bagusshhhhh… Occchhh Lindasari..." Andre mendesis-desis dan tangannya semakin kuat mencengkeram pantatku membantuku bergoyang semakin kencang.
"Arghh.. Arghh.. Akhh.. aku keluar Linda… aaaccchhhhh…" kudengar Andre menggeram saat batang kemaluannya mengedut-ngedut dalam jepitan liang kemaluanku.
Aku pun merasa sudah di ambang puncak kenikmatanku. Kugoyangkan pantatku semakin liar dan akhirnya kuayunkan pantatku ke belakang menyongsong tusukan Andre hingga batang kemaluannya melesak sedalam-dalamnya seolah-olah menumbuk mulut rahimku dan kurasakan ada semburan cairan hangat dari batang kemaluan Andre di dalam liang vaginaku. Crooot.. Crrooott.. Croooott.. Croott.. Crott..!! Banyak sekali cairan sperma Andre yang tersembur menyiram rahimku, hingga sebagian menetes ke lantai.
Kami tetap terdiam sambil mengatur napas. Tangan Andre memeluk dadaku dan batang kemaluannya masih mengedut-ngedut menyemburkan sisa-sisa air mani ke dalam liang kemaluanku. Kami masih berdiri. Kurasakan kontol Andre mulai mengendur di dalam pepekku. Akhirnya kami menyudahi ngentot singkat ini. Biarpun singkat, aku senang sekali bisa ngentot dengan Andre siang-siang begini.
Kedua tangan Andre meremas dan memegang erat pantatku sambil mengayunkan pantatnya maju mundur. Kontolnya semakin lancar keluar masuk liang kemaluanku yang sudah sangat licin.
"Ughh.. Ughh.." kudengar Andre mendengus-dengus seperti kereta sedang menanjak. Aku pun mengimbangi gerakan ayunan pantat Andre dengan sedikit memutar pantatku dengan gaya ngebor.
Napas Andre semakin menderu saat kulakukan gaya ngeborku. Batang kemaluannya seperti kupilin dalam jepitan liang kemaluanku. Nafsuku yang sudah terbangkit semakin mengelora. Desakan-desakan kuat di dalam tubuh bagian bawahku semakin menekan. Kugoyang pantatku semakin liar menyongsong sodokan batang kemaluan Andre.
"Teruss.. Linda... Terusshh. Goyang terus sayang, nah iya, gitu, bagusshhhhh… Occchhh Lindasari..." Andre mendesis-desis dan tangannya semakin kuat mencengkeram pantatku membantuku bergoyang semakin kencang.
"Arghh.. Arghh.. Akhh.. aku keluar Linda… aaaccchhhhh…" kudengar Andre menggeram saat batang kemaluannya mengedut-ngedut dalam jepitan liang kemaluanku.
Aku pun merasa sudah di ambang puncak kenikmatanku. Kugoyangkan pantatku semakin liar dan akhirnya kuayunkan pantatku ke belakang menyongsong tusukan Andre hingga batang kemaluannya melesak sedalam-dalamnya seolah-olah menumbuk mulut rahimku dan kurasakan ada semburan cairan hangat dari batang kemaluan Andre di dalam liang vaginaku. Crooot.. Crrooott.. Croooott.. Croott.. Crott..!! Banyak sekali cairan sperma Andre yang tersembur menyiram rahimku, hingga sebagian menetes ke lantai.
Kami tetap terdiam sambil mengatur napas. Tangan Andre memeluk dadaku dan batang kemaluannya masih mengedut-ngedut menyemburkan sisa-sisa air mani ke dalam liang kemaluanku. Kami masih berdiri. Kurasakan kontol Andre mulai mengendur di dalam pepekku. Akhirnya kami menyudahi ngentot singkat ini. Biarpun singkat, aku senang sekali bisa ngentot dengan Andre siang-siang begini.
“Makasih
ya Linda,” ucap Andre seraya mencabut kontolnya dari pepekku. Kurasakan telapak
tangannya menepuk bongkahan pantatku dengan lembut. “Belahan pantatmu ini indah
banget, Linda. Bikin aku ngaceng lagi. Pengen ngentot lagi rasanya.” Kulirik,
kontol Andre mengembang lagi. Gila. Hebat banget dia. Baru juga muncrat segitu
banyaknya, sekarang udah membesar lagi kontolnya.
“Ya
udah, ngentot lagi aja yuk, mumpung belom aku turunin nih roknya.” Aku bertumpu
lagi ke dinding. Kutunggingkan pantatku senyaman mungkin. Pahaku kubuka sedikit
lebar. Andre pun segera membenamkan kontolnya lagi ke pepekku yang memang masih
licin. Kami ngentot lagi. Kali ini lebih ganas. Andre menggoyangku dengan
brutal. Pangkal paha Andre beradu dengan bongkahan pantatku, menghasilkan suara
yang menggairahkan. Klepekkk klepekkk klepekkk… pepekku langsung berdenyut. Aku
seperti ingin orgasme lagi. Batang kontol Andre yang keluar masuk di lobang
pepekku terasa sangat nikmat. Akhirnya aku orgasme juga. Andre menyusul tak
lama kemudian. Aku menegakkan tubuh perlahan. Kontol Andre masih menancap di
pepekku. Aku memutar kepala. Kami berciuman dengan kontol Andre masih
menyemburkan sisa-sisa spermanya di dalam pepekku. Sungguh nikmat petualangan
kali ini. Aku melepaskan pagutan bibir Andre. Seketika aku berjongkok di depan
Andre, kuemut kepala kontol Andre yang mengkilat itu. Kujilati sperma yang
masih tersisa di sana, batangnya kujilati juga. Nikmat sekali. Kini batang
kontol itu sudah bersih. Sisa-sisa spermanya sudah kutelan. Nikmat sekali
rasanya.
“Sayang,
kita udahan dulu ya. Gak baik kalau kita lama-lama ngentot. Nanti ketauan
siswa.” Kami pun mengemasi pakaian masing-masing.
Kontol Andre memang juara!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar